Kemungkinanyang menjadi penyebab lain dari kesulitan belajar adalah menyangkut komplikasi selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh seorang ibu bereaksi terhadap janin dan menyerangnya seolah-olah ia adalah infeksi penyakit yang menyerang sang ibu.
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan yang dialami peserta didik dalam proses belajar mengajar. Murid yang mengalami kesulitan belajar, tidak akan maksimal dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh bapak atau ibu gurunya. Dalam artikel ini akan membahas mulai dari faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar dan juga cara mengatasinya penting sekali bagi seorang guru. Tujuannya, agar kesulitan belajar dapat diatasi dan peserta didik dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Lantas, apa sih kesulitan belajar itu? Dalam artikel ini akan diulas secara lengkap mengenai pengertian kesulitan belajar, faktor penyebab dan juga cara mengatasinya. Bagaimana, sudah tidak sabar? Yuk langsung saja kita mulai pembahasannya. Daftar Isi 1Pengertian Kesulitan Belajar1. Bety dalam Nurjan2. Tohirin3. RohmahFaktor penyebab kesulitan belajar1. Faktor Internal2. Faktor EksternalBagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Belajar1. Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan2. Ajak Siswa Aktif dalam Proses Belajar3. Gunakan Metode Belajar Kelompok4. Berikan Pujian pada Anak5. Gunakan Pendekatan Personal Berikut ini beberapa pengertian kesulitan belajar menurut beberapa ahli 1. Bety dalam Nurjan Kesulitan belajar adalah bentuk gangguan yang tidak normal dalam satu atau lebih dari faktor fisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman dalam penggunaan bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Gangguan tidak normal ini muncul secara alami sebagai kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berbicara, berpikir, menulis, membaca atau membuat perhitungan matematika, termasuk juga keadaan budaya, ekonomi, atau lingkungan yang tidak menguntungkan. 2. Tohirin Kesulitan belajar adalah kondisi siswa, tidak dapat belajar/menerima pelajaran sebagaimana mestinya, baik itu dalam menerima maupun menyerap pelajaran dari guru. Kesulitan belajar ditandai dengan menurunnya kinerja anak secara akademik maupun prestasi belajar siswa. Kesulitan ini juga dibuktikan dengan adanya kelainan tingkah laku anak dalam kelas/ kegiatan belajar mengajar. 3. Rohmah Menurut Rohmah, kesulitan belajar merupakan tingkah peserta didik yang tidak wajar dalam belajar dan berbeda dengan teman-temannya. Kesulitan belajar ini disebabkan karena adanya ancaman, gangguan, hambatan yang dialami selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Faktor penyebab kesulitan belajar Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi peserta didik banyak dan beragam. Apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, penyebab kesulitan belajar tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa faktor internal dan faktor yang berasal dari luar diri siswa faktor eksternal. 1. Faktor Internal Faktor internal penyebab kesulitan belajar dapat dikarenakan sebab yang bersifat fisik yaitu karena sakit, karena kurang sehat atau sebab cacat tubuh. Selain sebab fisik, faktor internal juga dipengaruhi hal yang bersifat rohani seperti intelegensi, bakat, minat, motivasi, faktor kesehatan mental, tipe-tipe khusus seorang pelajar. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar ini terbagi dalam beberapa faktor, antara lain sebagai berikut. Faktor keluarga, contohnya kondisi ketidakharmonisan keluarga, ekonomi keluarga yang kurang. Faktor sekolah, contoh suasana kelas saat proses belajar gadung atau ramai, guru yang kurang memiliki kompetensi dan teman yang kurang baik. Faktor lingkungan sosial, meliputi teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat. Baca Juga 8 Indikator Motivasi Belajar, Pendidik Pahami Ini Bagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Ada banyak cara yang bisa dilakukan seorang pendidik baik itu guru kepada siswa ataupun dosen kepada mahasiswa. Minimal ada 5 cara jitu yang dibahas lengkap dalam artikel berikut ini. 1. Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan Cara pertama mengatasi kesulitan belajar adalah pentingnya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bukan menegangkan. Peserta didik memiliki karakteristik beragam, ada yang tidak tahan dengan tekanan dan juga tidak bisa menangkap pelajar jika suasana kelas tidak kondusif. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar murid bisa konsentrasi dan lebih mudah menerima pelajaran 2. Ajak Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajak siswa aktif dalam proses belajar mengajar juga menjadi cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar. Dengan mendorong siswa aktif di kelas, baik mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat, akan memicu siswa untuk konsentrasi. Dengan konsentrasi, mereka akan mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Mereka juga akan berani mengajukan pertanyaan dan juga berpendapat. 3. Gunakan Metode Belajar Kelompok Salah satu metode belajar yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar adalah belajar kelompok. Tentu saja, dengan syarat dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan berbeda sehingga saling melengkapi. Metode belajar kelompok ini akan membuat siswa lebih aktif dalam memahami materi pelajaran. Apalagi, biasanya jika teman sendiri yang menjelaskan, cenderung mudah dipahami karena tidak ada sekat di antara mereka. 4. Berikan Pujian pada Anak Sesekali memberikan pujian pada anak juga penting untuk dilakukan. Saat siswa mengalami kesulitan belajar, sebaiknya guru tidak langsung menjatuhkan mentalnya dengan menyebutnya “bodoh”, “tidak pintar” atau ungkapan sejenis lainnya. Lantaran ucapan semacam itu akan langsung membuatnya jatuh dan kehilangan motivasi belajar. Alangkah baiknya, jika memberikan pujian kepada siswa saat mereka mampu mengerjakan tugas atau memahami materi. Dengan pujian, siswa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dengan terus belajar. 5. Gunakan Pendekatan Personal Tangani kesulitan belajar anak dengan pendekatan personal. Guru perlu mengajak anak didiknya bicara dari hati ke hati untuk mengetahui penyebab anak kesulitan belajar. Setelah diketahui penyebabnya, barulah guru bisa mencari solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut. Demikian ulasan mengenai kesulitan belajar mulai dari pengertian, faktor penyebab dan juga cara mengatasi permasalahan tersebut. Semoga bermanfaat ya. Anda seorang guru yang membutuhkan buku-buku tentang keguruan dan pendidikan untuk menambah wawasan dan keilmuan? Penerbit Deepublish jawabannya. Dapatkan buku-buku pendidikan berkualitas yang ditulis oleh para ahli di bidangnya hanya di Penerbit Deepublish. Yuk segera beli dan dapatkan keajaiban pengetahuan. Artikel Terkait Psikologi Belajar Pengertian, Hakikat dan Jenis Penulis Nur Rokhim Sehinggamengonsumsi alkohol dan zat kimia terlarang pada ibu yang sedang hamil dengan kadar rendah akan berisiko anak memiliki gangguan atau kesulitan belajar. Konsumsi alkohol dan zat kimia terlarang pada tingkat tinggi akan berisiko anak akan mengalami retardasi mental. 5. Kelahiran premature Kesulitan belajar adalah suatu bentuk gangguan dalam satu atau lebih dari faktor fisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan sendirinya muncul sebagai kemampuan tidak sempurna untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, atau membuat perhitungan matematikal, termasuk juga keadaan ekonomi, budaya, atau lingkungan yang tidak menguntungkan Betty dalam Nurjan, 2016, hlm. 162. Seorang anak yang nilainya jelek belum tentu mengalami kesulitan belajar. Dalam suatu situasi pendidikan yang terbatas atau buruk, misalnya, anak itu berarti mempunyai “lingkungan yang tidak menguntungkan”. Hal yang sama bisa dikatakan tentang seorang anak yang hidup dalam kondisi di bawah standar seperti kurang gizi dan tidak mendapat dukungan pendidikan. Kesulitan belajar atau learning disabilities adalah salah satu istilah yang mewadahi berbagai jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang berkaitan dengan masalah akademis, kesulitan bidang akademik di sekolah yang sangat spesifik yaitu kesulitan dalam satu jenis atau bidang akademik seperti Kesulitan berhitung diskalkulia, kesulitan membaca disleksia, kesulitan menulis disgraphia, kesulitan berbahasa dysphasia, kesulitan tidak terampil dispraksia, dsb Ginitasasi dalam Asrori, 2020, hlm. 94. Dengan kata lain, kesulitan belajar dapat pula diartikan sebagai salah satu bentuk dari anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Sementara itu The National Join Committee for Learning Disabilities NJCLD, mengartikan kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi tertentu Asrori, 2020, hlm. 94. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Menurut Mulyadi dalam Asrori, 2020, hlm. 94, kesulitan belajar mempunyai jenis dan macam amat banyak dan luas yang di antaranya adalah sebagai berikut. Learning disorder, adalah keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning disabilities ketidakmampuan belajar, adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu kepada gejala di mana seseorang tidak mampu belajar menghindari belajar sehingga hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya. Learning disfunction ketidakfungsian belajar, adalah menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya. Under achiever, adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Slow learner, adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar adalah keputusan penentuan mengenai hasil dari pengolahan data Nurjan, 2016, hlm. 199. Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap data yang diolah. Selain itu, diagnosis kesulitan belajar juga dapat berupa hal-hal sebagai berikut. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik. Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik. Oleh karena diagnosis merupakan penentuan jenis penyakit dengan meneliti memeriksa gejala-gejalanya atau proses pemeriksaan terhadap hal yang dipandang tidak beres, maka agar akurasi keputusan yang diambil tidak keliru tentu saja diperlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan itu sebaiknya minta bantuan tenaga ahli dalam bidang keahlian mereka masing-masing yang meliputi Dokter, untuk mengetahui kesehatan anak. Psikolog, untuk mengetahui tingkat IQ anak. Psikiater, untuk mengetahui kejiwaan anak. Sosiolog, untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami oleh anak. Guru kelas, untuk mengetahui perkembangan belajar anak selama di sekolah. Orang tua anak, untuk mengetahui kebiasaan anak di rumah. Namun demikian dalam praktiknya, tidak semua ahli di atas selalu harus digunakan secara bersama-sama dalam setiap proses diagnosis. Bantuan diperlukan tergantung pada kebutuhan dan tentu saja kemampuan yang tersedia di sekolah. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf 1982 dalam Nurjan, 2016, hlm. 200 sebagai berikut. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa/siswi ketika mengikuti pelajaran. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa/siswi khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. Mewawancarai orang tua atau wali siswa/siswi untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa/siswi. Memberikan tes kemampuan intelegensi IQ khususnya kepada siswa/siswi yang diduga mengalami kesulitan belajar. Secara umum, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan mudah oleh guru kecuali langkah ke-5 tes IQ. Untuk keperluan tes IQ, guru dan orang tua siswa dapat berhubungan dengan klinik psikologi. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Psikologi behavioral memberikan sumbangan teori-teori penting untuk mengajar anak berkesulitan belajar. Pusat perhatian teori-teori ini terutama pada tugas-tugas yang diajarkan dan analisis perilaku yang dibutuhkan untuk mempelajari tugas-tugas tersebut. Pembelajaran yang bertolak dari teori ini kadang-kadang disebut pembelajaran langsung direct instruction, tetapi ada pula yang menyebut belajar tuntas mastery learning, pengajaran terarah directed teaching, analisis tugas task analysis, atau pengajaran keterampilan berurutan sequential skills teaching. Suatu rekomendasi yang didasarkan atas teori behavioral adalah bahwa guru hendaknya lebih memusatkan perhatian pada keterampilan-keterampilan akademik yang diperlukan oleh anak dari pada memusatkan pada kekurangan yang menghambat anak untuk belajar Nurjan, 2016, hlm. 174. Apabila siswa/siswi yang mengalami kesulitan belajar itu ber-IQ jauh di bawah normal tuna grahita, orang tua hendaknya mengirimkan siswa tersebut ke lembaga pendidikan khusus anak-anak tuna grahita sekolah luar biasa, karena lembaga/sekolah biasa tidak menyediakan tenaga pendidik dan kemudahan belajar khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Telah banyak ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-masing. Salah satu di antaranya adalah menurut Syah dalam Asrori, 2020, hlm. 95, yang berpendapat bahwa faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik peserta didik seperti Bersifat kognitif ranah cipta, yaitu antara lain rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi peserta didik. Bersifat afektif ranah rasa, yaitu meliputi labilnya emosi, minat dan sikap peserta didik. Bersifat psikomotorik, yaitu terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran mata dan telinga. Sementara itu faktor eksternal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat belajar yang berkualitas rendah. Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah kumuh dan teman sepermainan Syah dalam Asrori, 2020, hlm. 95. Indikator Kesulitan Belajar Indikator Kesulitan Belajar Siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa yang tidak dapat belajar secara wajar karena adanya suatu gangguan dan hambatan yang dialami sehingga tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Arifin, 2016, hlm. 306 mengemukakan beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar siswa yang di antaranya adalah sebagai berikut. Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sementara itu Sugihartono, 2012, hlm. 154 mengemukakan ciri-ciri gejala, atau indikator siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut. Prestasi belajar rendah artinya skor yang diperoleh di bawah skor rata-rata kelompoknya. Usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar tidak sebanding dengan hasil yang dicapai. Lamban dalam mengerjakan tugas dan lambat dalam menyelesaikan atau menyerahkan tugas. Sikap acuh dalam mengikuti pelajaran dan sikap kurang wajar lainya. Menunjukkan perilaku menyimpang dari perilaku temanya yang seusia, misalnya suka membolos, enggan mengerjakan tugas, tidak dapat kerja sama dengan temanya, terisolir, tidak dapat konsentrasi,tidak punya semangat dan sebagainya. Emosional, misalnya mudah tersinggung, mudah marah, pemurung merasa rendah diri, dan sebagainya. Referensi Arifin, Z. 2016. Evaluasi pembelajaran. Bandung Remaja Rosdakarya. Asrori. 2020. Psikologi pendidikan pendekatan multidisipliner. Banyumas Pena Persada. Nurjan, Syarifan. 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo Wade Group. Sugihartono. 2012. Psikologi pendidikan. Yogyakarta UNY Press. FaktorIntern yang membuat siswa terkendala dalam belajar antara lain: faktor biologis, kesehatan, faktor Psikologis, Intelegensi, perhatian, minat, bakat, emosi. Sedangkan faktor ekstern yang mengganggu siswa dalam belajar meliputi lingkungan, faktor suasana rumah, faktor ekonomi keluarga, faktor Lingkungan Sekolah, faktor lingkungan Masyarakat. Belajar merupakan proses asimilasi dan akomodasi pemahaman yang lama dengan pemahaman yang baru dipelajari. Berbicara tentang pengertian dan definisi belajar itu sendiri telah banyak dipaparkan oleh para ahli di bidang pendidikan, yang intinya bahwa belajar itu adalah proses mendapatkan atau menemukan pengetahuan baru baik itu melalui pengalaman maupun informasi yang tidak secara langsung dialami, namun dalam hal ini belum tentu seseorang yang belajar tidak memiliki pengetahuan awal. hal ini senada dengan uangkapan yang sering kita dengarkan “jangan menganggap peserta didik di depan kita bagai botol yang kosong”, yang kemudian tugas guru adalah mengisi botol tersebut mulai dari nol, prinsip tersebut salah dan tidak dibenarkan dalam dunia pendidikan, sebab setiap orang telah memiliki pengetahuan awalnya, begitupula dengan peserta didik kita. Namun bagaimana jika dalam proses belajar mengajar peserta didik kita mengalami masalah dalam belajar ? tentu hal tersebut sangat mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Kesulitan belajar siswa adalah dimaknai sebagai ketidakmampuan peserta didik menerima dan menyerap pelajaran sebagaimana peserta didik lain pada umumnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar pada peserta didik diantaranya; 1. faktor Internal 1 Tidak senang mencatat pelajaran yang telah di tulis oleh guru di papan tulis maupun perintah guru saat mendikte materi pelajaran. 2 Persiapan belajar siswa yang tidak terlihat di awal pembelajaran, biasanya siswa yang memiliki masalah belajar akan terlihat hanya melamun dan tidak punya persiapan awal terhadap pelajaran yang akan di hadapinya. 3 Mudahnya terganggu konsentrasi saat belajar, terlihat hanya beberapa menit siswa yang mengalami kesulitan belajar akan mulai gelisah ataupun hanya duduk termangu, tidak ada gairah dan daya tahan dalam mengikuti pelajaran sangat rendah. 4 Kebiasaan buruk yang menyatu, seperti sering terlambat masuk sekolah, sering lupa membawa buku pelajaran yang akan dipelajari, sehingga catatan tidak lengkap dan tercecer ke beberapa buku, tidak mengerjakan PR, belajar hanya pada saat tertentu misalnya ada ulangan. 5 Permasalahan fisik, misalnya siswa tersebut memiliki cacat mata, atau masalah pendengaran. 2. Faktor Eksternal 1 Sekolah, sekolah merupakan faktor penunjang dalam membantu proses belajar siswa, sekolah harusnya ramah lingkungan, menyenangkan dan nyaman bagi siswa untuk belajar, namun bagaimana jika sekolah itu dekat pasar sehingga menimbulkan kebisingan, tidak memadainya sarana dan prasarana sekolah misalnya duduk berempat dalam satu bangku, fasilitas yang tidak lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar misalnya LCD atau proyektor. 2 Keluarga, keluarga merupakan faktor pendukung paling dominan dalam perkembangan pola pikir dan pola belajar anak, keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama yang dilalui anak sebelum keluar ke lingkungan masyarakat dan sekolah. Namun yang mejadi permasalahan jika keluarga yang selalu ribut, terjadi perpecahan atau pisah orang tua, orang tua tidak perhatian terhadap pendidikan, orang rua terlalu sibuk dengan pekerjaan, hingga faktor ekonomi yang membuat anak tersebut mengalami kesulitan belajar. 3 Lingkungan, lingkungan juga berpengaruh signifikan terhadap mesalah belajar anak, jika di lingkungan rumah anak tersebut sering terjadi keributan, mabuk-mabukan, suaran bising, perkampungan kumuh dan tidak sehat. Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan di atas maka kita dapat mengetahui bahwa faktor masalah belajar anak bukan hanya dari dalam diri anak tersebut akan tetapi juga dari faktor luar seperti keluarga dan lingkungan tempat tinggal anak. Namun yang paling menunjang dalam mengatasi masalah tersebut adalah guru, apakah guru mampu menjadi problem solving dalam menjawab masalah tersebut atau malah guru menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar terhadap siswa karena kasalahan pemilihan bahan dan model pembelajaran yang tepat untuk disesuaikan dengan karakteristik siswa. WoGMbU4.
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/853
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/342
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/426
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/35
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/239
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/647
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/894
  • 6cfju9qnjf.pages.dev/117
  • faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya